
Teknik Penanaman dan Panen Padi Gogo di Lahan Perkebunan – Padi gogo merupakan jenis padi yang ditanam di lahan kering tanpa penggenangan air, sehingga teknik budidayanya berbeda dengan padi sawah. Karena tidak mengandalkan irigasi, padi gogo memerlukan manajemen lahan yang tepat agar pertumbuhan tanaman optimal, terutama ketika ditanam di area perkebunan seperti karet, kelapa sawit, atau kakao. Pola tanam ini memberikan keuntungan ganda: memanfaatkan ruang kosong di antara tanaman perkebunan sekaligus meningkatkan produktivitas lahan. Namun untuk mencapai hasil panen yang maksimal, tahap persiapan lahan dan teknik penanaman harus direncanakan secara matang.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah analisis kondisi tanah. Padi gogo umumnya tumbuh baik pada tanah bertekstur lempung berpasir dengan drainase yang baik. Tingkat pH ideal berada pada kisaran 5,0–6,5. Jika tanah terlalu asam, pemberian kapur dolomit dapat membantu menetralkan pH. Selanjutnya, pembersihan gulma dan semak juga penting untuk memastikan area tanam bebas dari kompetisi nutrisi dan sinar matahari.
Setelah lahan siap, petani perlu memperhatikan ketinggian lahan dan intensitas cahaya. Padi gogo membutuhkan cahaya matahari penuh selama 8 jam sehari. Di lahan perkebunan dengan kanopi lebat, pemilihan lokasi harus mempertimbangkan celah cahaya agar tanaman mendapatkan fotosintesis optimal. Pada perkebunan kelapa sawit, misalnya, sebagian besar petani memilih memanfaatkan areal TBM (tanaman belum menghasilkan) karena naungan masih relatif terbuka.
Tahap berikutnya adalah penentuan jarak tanam dan metode tanam. Pada lahan perkebunan, jarak tanam umum yang digunakan adalah 25 × 25 cm atau 30 × 30 cm untuk memberi ruang bagi akar agar menyerap nutrisi secara maksimal. Padi gogo bisa ditanam dengan dua cara:
- Tugal (penanaman langsung ke lubang tanah)
Metode ini paling banyak digunakan. Lubang dibuat sedalam 3–4 cm menggunakan alat tugal, lalu dimasukkan 3–5 benih tiap lubang. Metode ini efisien dan cocok untuk lahan luas. - Sistem legowo sederhana
Bila ingin meningkatkan populasi tanaman, pola tanam legowo dapat diterapkan dengan penataan barisan lebih renggang di lorong-lorong tertentu. Hal ini mendukung penetrasi cahaya dan sirkulasi udara, sehingga tanaman lebih sehat.
Selain itu, pemilihan varietas sangat mempengaruhi hasil. Varietas padi gogo seperti Inpago 8, Inpago 12, Situ Bagendit, dan Inpago 14 dikenal tahan penyakit dan adaptif terhadap lahan kering. Setiap varietas memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari umur panen hingga potensi hasil, sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi agroklimat setempat.
Selama masa pertumbuhan, pengendalian gulma menjadi tugas penting. Karena padi gogo tumbuh tanpa genangan air, gulma dapat berkembang pesat. Penyiangan manual dilakukan minimal dua kali: saat tanaman berumur 2–3 minggu dan 6 minggu. Penggunaan mulsa organik seperti jerami atau ranting halus dapat membantu menekan gulma sekaligus menjaga kelembapan tanah.
Dari sisi nutrisi, pemupukan berimbang sangat dianjurkan. Pupuk dasar berupa campuran NPK atau kombinasi urea, SP-36, dan KCl diberikan pada masa awal pertumbuhan. Pupuk susulan diberikan sekitar umur 30 hari. Pada lahan perkebunan, tambahan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang dapat meningkatkan struktur tanah, mendukung pertumbuhan perakaran, dan menjaga kelembapan. Untuk menjaga tanaman tetap sehat, pemantauan hama seperti belalang, ulat, atau wereng harus dilakukan secara rutin, meski serangan hama pada padi gogo biasanya lebih rendah dibanding padi sawah.
Dengan persiapan lahan dan teknik penanaman yang baik, padi gogo mampu tumbuh dengan optimal di sela-sela tanaman perkebunan, memberikan nilai tambah tanpa mengganggu tanaman utama.
Strategi Pemeliharaan dan Teknik Panen yang Efektif
Setelah tanaman memasuki fase pertumbuhan vegetatif dan generatif, tahapan pemeliharaan menjadi kunci keberhasilan panen. Pada fase ini, petani perlu memastikan tanaman memperoleh nutrisi yang cukup dan terlindungi dari serangan hama serta penyakit. Meskipun padi gogo dikenal lebih tahan terhadap cekaman lingkungan, bukan berarti tanpa risiko. Kombinasi pemeliharaan yang konsisten akan membantu menjaga tingkat produktivitas tanaman.
Pengelolaan air menjadi salah satu tantangan utama. Meski padi gogo tidak memerlukan lahan tergenang, ketersediaan air tetap krusial, terutama pada fase pembungaan dan pengisian bulir. Pada lahan perkebunan yang cenderung mengalami kekeringan, petani dapat memanfaatkan teknik penampungan air hujan atau membuat cekungan kecil di sekitar tanaman agar air bertahan lebih lama. Penutup tanah berupa mulsa organik juga dapat mengurangi penguapan.
Pemupukan tambahan dapat diberikan bila tanah menunjukkan tanda kekurangan nutrisi, misalnya daun menguning atau pertumbuhan batang terhambat. Pemberian pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme bermanfaat dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap nutrisi.
Dari sisi perlindungan tanaman, penyakit seperti blas dan hawar daun dapat muncul pada cuaca lembap. Penggunaan varietas unggul tahan penyakit adalah langkah pencegahan terbaik. Jika diperlukan, pestisida nabati berbahan dasar daun mimba atau serai dapat menjadi pilihan ramah lingkungan, sekaligus aman digunakan di lingkungan perkebunan yang juga memiliki tanaman komoditas utama.
Ketika tanaman mulai memasuki fase menguning, petani perlu memperhatikan kesiapan panen. Padi gogo biasanya memiliki umur panen antara 105 hingga 135 hari tergantung varietasnya. Tanda-tanda tanaman siap panen meliputi:
- Bulir padi telah menguning sekitar 90–95%
- Daun bendera mulai mengering
- Batang terasa lebih keras
Panen dapat dilakukan secara manual menggunakan sabit atau ani-ani, terutama di area perkebunan yang medan jalannya tidak selalu rata. Pada beberapa lokasi dengan akses lebih baik, mesin perontok sederhana (thresher) dapat digunakan untuk mempercepat proses pascapanen.
Setelah dipanen, gabah harus segera dikeringkan untuk menjaga kualitas. Pengeringan ideal dilakukan hingga kadar air mencapai 13–14%. Pada lahan perkebunan, petani biasanya memanfaatkan halaman kosong atau terpal besar untuk menjemur gabah di bawah sinar matahari. Namun perlu diantisipasi potensi hujan tiba-tiba, sehingga tempat penjemuran harus mudah dipindahkan.
Tahap terakhir adalah penyimpanan, yang memerlukan ruangan berventilasi baik dan bebas dari hama gudang. Gabah yang disimpan dengan benar dapat bertahan dalam jangka lama dan tetap memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi maupun benih.
Dengan pemeliharaan yang konsisten serta teknik panen yang tepat, padi gogo dapat menjadi komoditas tambahan yang menguntungkan di lahan perkebunan. Sistem tanam ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan, tetapi juga menghasilkan pangan tambahan bagi masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Budidaya padi gogo di lahan perkebunan menawarkan peluang besar bagi petani untuk meningkatkan produktivitas lahan, sekaligus menghasilkan komoditas pangan bernilai tinggi. Dengan memahami teknik persiapan lahan, memilih varietas yang tepat, serta menerapkan metode tanam yang sesuai, petani dapat memaksimalkan potensi tanaman meskipun tanpa sistem irigasi.
Pemeliharaan yang konsisten—mulai dari pengelolaan air, pemupukan, pengendalian gulma, hingga perlindungan dari hama—menjadi fondasi penting bagi keberhasilan panen. Ketika teknik panen dan pascapanen dilakukan secara benar, kualitas gabah dapat terjaga dan memberi nilai jual lebih tinggi.
Secara keseluruhan, penanaman padi gogo di lahan perkebunan bukan hanya praktik efisien, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan lokal. Dengan manajemen yang tepat, sistem ini dapat terus dikembangkan sebagai solusi pertanian berkelanjutan di berbagai daerah.